Hemat BBM Mobil dengan Prinsip Dasar Defensive Driving
Teknik berkendara dengan menggunakan prinsip-prinsip dasar defensive driving dan safety driving sangat dibutuhkan. Terutama untuk mencapai berkendara dengan efisien (hemat BBM) dan mengurangi kadar polusi (ramah lingkungan).
Untuk mengemudi hemat BBM tentu mesin harus dipastikan dalam kondisi prima. “Lakukan selalu pre trip inspection dan tune up kendaraan secara berkala,” kata Indonesia Defensive Driving Center
Ketika berkendara, dianjurkan untuk tetap menjaga putaran mesin. Selalu injak pedal gas dengan lembut. Menginjak terlalu dalam akan memboroskan BBM sangat banyak.
Hindari akselerasi dan pengereman berlebihan. “Prinsipnya jika kita mengerem akan dibutuhkan tenaga mesin lagi untuk mengembalikan ke kecepatan semula,” terang IDDC.
Cara berkendara hemat BBM lain adalah soal penggunaan engine braking. Khusus mobil injeksi, ketika proses engine braking berlangsung, komputer akan memutus aliran bahan bakar ke mesin.
Tak lupa, selalu cek tekanan angin pada ban. Tekanan ban yang berkurang akan mengakibatkan hambatan mobil bertambah. Pastikan tekanannya sesuai rekomendasi pabrik.
Bagaimana dengan pengisian di SPBU? IDDC menyarankan pengendara untuk mencari SPBU yang presisi. Sebisa mungkin mengisi bahan bakar di stasiun pengisian dengan takaran akurat.
Matikan AC jika tidak perlu. Kompresor AC memberi beban cukup besar ke mesin. Matikan saja jika Anda melaju pada area atau kota yang memiliki cuaca dan udara yang sejuk.
Mengemudi hemat BBM juga perlu memperhatikan pengoperasian gigi transmisi yang ideal. Salah satu cara terbaik mengemudi dengan hemat BBM adalah dengan melakukan perpindahan gigi transmisi di antara 1.500 – 2.500 rpm dan dengan akselerasi yang halus.
Biasanya mobil dengan mesin bensin bekerja optimal di putaran 1.500 – 2.500 rpm, karena disitulah torsi optimal tersedia. Oleh karena itu lakukan perpindahan gigi transmisi di putaran tersebut. Paling hemat jika mobil melaju dengan konstan di putaran tersebut dengan menggunakan gigi transmisi yang tertinggi.
Apabila perilaku mengemudi kita cukup agresif, dalam arti mengemudi dengan selalu melakukan akselerasi tinggi dan perpindahan posisi gigi di atas 3.000 rpm, maka konsumsi BBM akan menjadi lebih boros sekitar 10% – 20%.
Karena itu, cobalah melaju sekonstan mungkin dan selalu injak gas dengan lembut. Hindari akselerasi dan pengereman berlebihan.
Ketika kendaraan akan mendekati perempatan, pertigaan, lampu lalu lintas, atau ingin memperlambat, angkat kaki dari pedal gas lebih awal dan biarkan mobil meluncur sebelum menginjak pedal rem.
Jika kendaraan berhenti dan diam lebih dari 20 detik, maka akan lebih ekonomis apabila mesin kendaraan dimatikan. Biasanya hal ini terjadi pada saat lampu lalu lintas sedang merah, perlintasan kereta api, jalan macet dan pada saat menaikkan atau menurunkan penumpang atau barang. Mematikan mesin tidak akan merusak atau mengurangi umur dari switch starter.
IDDC menyamakan konsumsi BBM antara mesin hidup dan diam selama 3 menit adalah kurang lebih sama. Artinya, mesin hidup dan diam selama 3 menit adalah sama dengan mengemudi1 kilometer pada kecepatan konstan 50 km/jam.
Berat kendaraan jelas sangat mempengaruhi pemakaian BBM. Beban berlebihan membuat, maka bensin cepat mengucur deras. Karena itu jangan membawa barang dengan berat yang melebihi kapasitas. Selalu merujuk pada buku panduan (manual book).
Keluarkan barang-barang yang tidak diperlukan dari dalam mobil. Lepas ‘roof racks’ apabila sedang tidak dipergunakan. Gunakan kecepatan rendah, apabila sedang membawa barang dengan ‘roof racks’. Setiap penambahan beban muatan sebesar 20 kg, akan meningkatkan konsumsi BBM sekitar 1%.
Perlu diingat, mengemudi dengan beban penuh di kendaraan, ternyata menempati posisi kedua dari pemborosan konsumsi BBM.
0 komentar:
Posting Komentar